Inferno (2016). Meringkas Cerita dari Novelnya

inferno-2016Sebelum saya memulai ulasan ini, ada baiknya mungkin saya menjelaskan konteks dalam ulasan ini. Sebagai pembaca bukunya, bisa jadi akan banyak pembandingan antara film dan buku, yang sebenarnya saya tidak terlalu suka untuk membandingkan seperti itu. Karena sudah jelas bahwa film dan buku adalah dua media yang berbeda. Tapi tidak bisa pungkiri bahwa kecenderungan untuk membandingkan tidak bisa hilang, apalagi karena saya sangat suka dengan versi bukunya.

Robert Langdon (Tom Hanks) terbangun di suatu tempat yang Ia sama sekali lupa mengapa bisa berada disana. Belum sempat Ia mengingat apa yang sedang terjadi, banyak orang memburunya karena suatu hal yang Ia tidak mengerti. Bersama seorang dokter yang ditemuinya di Rumah Sakit, Langdon berlari-lari menyelamatkan diri dari kejaran orang-orang tersebut, sambil berusaha mengingat teka-teki yang harus Ia pecahkan.

Dengan ekspektasi yang luar biasa, apalagi sudah terbayang betapa serunya adegan kejar-kejaran yang akan kita lihat secara visual, membuat saya makin greget ingin nonton film ini. Sekedar info bahwa di dalam novelnya, cerita Inferno ini dituturkan layaknya sebuah film. Teka-teki demi teka-teki terkuak secara mengejutkan pembacanya. Maka, saat selesai membaca novelnya, dalam pikiran saya seharusnya lebih mudah untuk membuat skrip filmnya, karena cerita novelnya sendiri pun sudah sangat “film”. Tapi karena saya bukan sineas yang tidak terlalu paham cara produksi film, jadi gak mau sok tahu juga deh soal teknik produksi film, hahaha…

Film seringkali terkendala masalah durasi, apalagi film yang berdasarkan adaptasi dari buku. Jadi pembuat film harus sekreatif mungkin mengolah cerita dari buku untuk dapat tetap bercerita dengan baik di depan layar. Pada novel Inferno, setiap karakter yang muncul memiliki latar belakangnya masing-masing (bahkan diceritakan secara detail). Hal ini membuat setiap karakter tersebut menjadi signifikan dalam rangkaian cerita. Dalam film, mungkin agak sulit untuk menceritakan setiap latar belakang tokoh (karakter), ditambah PR (pe’er) memikirkan jalan cerita yang penuh teka-teki dan misterius ini, agar tetap misterius sampai ujung film. Alhasil banyak hal yang tidak berhasil dieksplorasi, karena harus segera masuk ke plot selanjutnya. Kadang-kadang plot cepat ada buruknya juga ya, hehe…

Banyaknya hal yang tidak berhasil dieksplorasi pada film ini membuat Ia kehilangan indahnya deskipsi dari setiap bagian pemecahan teka-teki ini.

Hagia Sophia dan Keindahan-keindahan lainnya

Salah satu hal membuat novel Inferno menjadi salah satu novel kesukaan saya adalah deskripsinya yang menarik tentang simbol-simbol, tempat-tempat, kata-kata, yang menuntun Langdon menemukan jawaban dari teka-teki Dante. Tentang Botticelli, Dante, Vasari, dan cerita-cerita yang menghubungkan nama-nama itu. Pallazo Vecchio, Boboli Garden, sampai Hagia Sophia, dengan cerita-cerita dibalik bangunan-bangunan tersebut. Ini bukannya mau sok-sok romantis, tapi setiap cerita dari hal-hal tersebut kemudian berkaitan dengan teka-teki yang Langdon cari. Ketika jawaban terkuak berdasarkan kisah-kisah tersebut justru menambah efek kejut (yang seringkali juga mengagumkan).

Pada film ini hal-hal semacam itu diringkas sehingga keindahan-keindahan di balik kisah tersebut tidak muncul. Bahkan mungkin (pahitnya) kita tidak perlu tahu dimana Langdon kejar-kejaran, yang penting teka-tekinya terpecahkan. Padahal dari puisi Dante tersebut banyak hal-hal yang “mind-blow”, yang mungkin justru dapat menjadi nilai tambah untuk film ini.


Detail

Gendre: Action, Mystery, Drama

Rating: PG-13 (MPAA), 17+ (LSF)

Running Time: 121 minutes

Language: English, Italian, Turkish

Producer: Brian Grazer, Ron Howard

Director: Ron Howard

Screenplay: David Koepp, based on Inferno by Dan Brown

Cast: Tom Hanks, Felicity Jones, Sidse Babett Knudsen, Irrfan Khan, Ben Foster, Ana Ularu, Omar Sy, Wolfgang Stegemann, Ida Darvish, Cesare Cremonini

Music: Hanz Zimmer

Cinematography: Salvatore Totino

Editor: Dan Hanley, Tom Elkins

Production: Columbia Pictures, Imagine Entertainment

Tinggalkan komentar